Senin, 25 November 2019

CARA MENANGANI SUATU MASALAH DAN SEBUAH SOLUSI

CARA  MENANGANI SUATU MASALAH  DAN SEBUAH SOLUSI

Pengertian Masalah

Masalah adalah perbedaan antara kondisi yang terjadi dengan kondisi yang diharapkan atau boleh juga diartikan sebagai perbedaan antara kondisi sekarang dengan tujuan yang diinginkan.
Sedangkan Gejala adalah tanda /petunjuk terjadinya suatu masalah.

Tipe-tipe masalah:

1.    Masalah pemenuhan standar
Tipe masalah dalam kelompok ini adalah masalah yang berhubungan dngn pencapaian standar yang telah ditentukan dalam sebuah organisasi. Biasanya tujuan seperti ini berlaku dalam jangka yang relative panjang. Contoh: dalam pembuatan software dibutuhkan waktu dan proses yang panjang dalam pemenuhan standarnya.
2.    Masalah pemilihan alternative
Berhubungan dengan bagaimana memilih solusi terbaik dari berbagai alternative berdasarkan criteria-kriteria tertentu. Permasalahan ini seringkali kita jumpai dlam kehidupan sehari-hari. Contoh: memilih sekolah yang tepat, memilih bidang pekerjaan, memilih lokasi tempat tinggal. Masing-masing alternative dan criteria memiliki bobot yang telah disepakati.
3.    Masalah pemenuhan kepuasan konsumen
Pada organisasi yang bersifat profit (mencari laba), masalah pada kelompok ini merupakan tipe yang seringkali muncul. Konsumen memiliki berbagai macam keinginan yang satu berbagai macam keinginan yang berbeda. Memenuhi seluruh keinginan konsumen sangat tidak mungkin dan sangat memberatkan sebuah organisasi. Oleh karena itu perlu dicari pemecahan yang sama-sama menguntungkan, baik bagi konsumen maupun organisasi tertentu.
4.    Masalah pencapaian tujuan
Tipe ini mirip dengan tipe pertama (masalah pemenuhan standar). Yang berbeda adalah pada tipe ini tujuan yang ingin dicapai dapat berubah-ubah dan jangka pendek.


Pemecahan masalah adalah sebuah proses dimana suatu situasi diamati kemudian bila ditemukan ada masalah dibuat penyelesaiannya dengan cara menentukan masalah, mengurangi atau menghilangkan masalah atau mencegah masalah tersebut terjadi.

1.Proses pemecahan masalah
2.Pendefinisian masalah
3.Analisis situasi
4.Pengembangan ide-ide solusi
5.Analisis ide-ide solusi
6.Pengambilan keputusan
7.Penerapan solusi
Seringkali kita kesulitan membedakan antara gejala dan masalah. Gejala adalah tanda/petunjuk terjadinya suatu masalah. Perhatikan contoh seorang yang berprofesi sebagai dokter pada. Seorang dokter dalam usaha mengobati penyakit pasien selalu bertanya dulu tentang gejala-gejala yang dirasakan pasien kemudian menyimpulkan bahwa pasien menderita penyakit tertentu dan menentukan obat yang tepat. Pusing, demam, batuk, dan pilek merupakan gejala atau tanda dari penyakit flu. Apabila dokter hanya memberi obat sakit kepala, maka penyakit flu tidak akan sembuh. Satu masalah mungkin memiliki satu gejala tetapi mungkin juga

Mungkin kita bertanya-tanya apa hubungan masalah dan gejala dengan RPL. Seperti telah disampaikan, perangkat lunak yang merupakan hasil dari RPL merupakan alat bantu yang digunakan untuk menyelesaikan tugas/masalah tertentu. Apabila kita tidak mengetahui dengan benar masalahnya mustahil kita dapat menentukan bagaimana menyelesaikannya. Dan, untuk mengetahui dengan baik masalah, maka pengetahuan tentang gejala dari masalah menjadi sangat penting.
Pemecahan masalah adalah sebuah proses dimana suatu situasi diamati kemudian bila ditemukan ada masalah dibuat penyelesaiannya dengan cara menentukan masalah, mengurangi atau menghilangkan masalah atau mencegah masalah tersebut terjadi. Ada banyak urutan proses pemecahan masalah yang diajukan oleh para ahli.

Serangkaian tahapan proses yang berbeda yang dapat digunakan dalam berbagai tingkatan, tergantung dari tipe dan sifat masalahnya. Masalah yang berbeda membutuhkan penggunaan cara yang berbeda, bahkan mungkin urutan yang berbeda.

Tahapan kritis dari proses pemecahan masalah adalah Pendefinisian Masalah. Apabila masalah tidak cukup jelas didefinisikan maka tahapan-tahapan berikut sulit untuk dijalankan. Bahkan apabila dipaksakan, kemungkinan besar penyelesaian yang tepat tidak akan diperoleh.
Usaha untuk mengatasi permasalahan rekayasa perangkat lunak

Masalah perangkat lunak (software engineering) biasanya dipilih berdasarkan 3 aspek antara lain sifat dari proyek dan aplikasi, metode dan alat bantu yang digunakan serta kontrol dan output yang dibutuhkan. Perekayasaan perangkat lunak berupa penggunaan metode pengembangan perangkat lunak berkualitas tinggi secara ekonomi dan handal. Dari usaha-usaha tersebut dihasilkan alternatif paradigma, alternatif metodologi dan perangkat bantu komputer.

1. Siklus Hidup

Pengesetan dan piranti teknik serta metode yang digunakan oleh para ahli software dalam proyek disebut Metodologi Proyek. Metodologi proyek diterapkan dalam konteks tahap-tahap pengembangan software (software live cycle) , yang disebut fase, yang merupakan tahapan yang harus dilalui oleh produk software dari konsep awal sampai tahap akhir. Model tahap-tahap tersebt merupakan enyajian dari tahap-tahap pengembangan software yang juga dapat berisikan alur informasi, saat penentuan keputusan, dan sebagainya.

Langkah-langkah dari model tahapan penyusunan dapat merupakan fase temoporal yang membentuk urutan dalam waktu atau fase logis yang menunjukkan tahap-tahap bukan membentuk urutan temporal. Sebagai contoh implementasi secara logis akan mendahului pengujian, namun bagian fase implementasi dan pengujian dapat terjadi secara serempak. Jadi moedl tahapan yang menggunakan fase logis dapat memiliki fase implementasi sebelum fase pengujian, sedangkan model yang menggunakan fase temporal mungkin fase-fase ini kan bertumpang tindih.

2. Model Spiral

Permodelan dalam suatu perangkat lunak merupakan suatu hal yang dilakukan di tahapan awal. Di dalam suatu rekayasa dalam perangkat lunak sebenarnya maih memungkinkan tanpa melakukan suatu permodelan. Hal ini tidak dapat lagi dilakukan dalam suatu industri perangkat lunak. Permodelan dalam perangkat lunak merupakan suatu yang harus ikerjakan di bagian awal dari rekayasa, dan permodelan ini akan mempengaruhi pekerjaan-pekerjaan dalam rekayasa perangkat lunak tersebut. dalam prakteknya, setiap langkah sering tumpang tindih dan sering memberi informasi satu ama lain.

Proses perangkat lunak tidak linier dan sederhana tapi mengandung urutan iterasi dari aktivitas pengembangan. Selama langkah terakhir, perangkat lunak telah digunakan. Kesalahan dan kelalaian dalam menentukan kebutuhan perangkat lunak original dapat diatasi.

Namun sayang, model yang banyak mengandung iterasi sehingga membuat kesulitan bagi pihak manajemen untuk memeriksa seluruh rencana dan laporan. Maka dari itu, seteleh sedikit iterasi, biasanya bagian yang telah dikembangkan akan dihentikan dan dilanjutkan dengan keinginan user. Mungkin juga sistem terstruktur secara jelek yang sebenarnya merupakan masalah desain akan dibiarkan karena terkalahkan oleh trik implementasi.

3. Pendekatan Waterfall

Model waterfall menawarkan cara pembuatan perangkat lunak secara lebih nyata. Langkah-langkah yang penting dalam model ini adalah :

    Penentuan dan analisis spesifikasi
    Desain sistem dan perangkat lunak
    Implementasi dan ujicoba unit
    Integrasi dan uji coba sistem
    Operasi dan pemeliharaan

Masalah pendekatan waterfall adalah ketidakluwesan pembagian project ke dalam langkah yang nyata atau jelas. Sistem yang disampaikan kadang-kadang tidak dapat digunakan sesuai keinginan customer. Namun demikian model waterfall mencerminkan kepraktisan engineering. Konsekwensinya, model proses perangkat lunak yang bredasarkan pada pendekatan ini digunakan dalam pengembangan sistem perangkat lunak dan hardware yang luas.
4. Pendekatan Evolusioner

Pendekatan evolusioner ini berdasarkan pada ide pengembangan dan implementasi awal yang akan menghasilkan komentar pemakai sehingga dapat dilakukan perbaikan melalui banyak versi sampai sistem yang mencukupi dapat dikembangkan. Selain memiliki kegiatan-kegiatan terpisah model ini memberikan umpan balik dengan cepat dan serempak. Ada 2 tipe pada model ini yaitu :

a. Pemrogramaman evolusioner

Tujuan proses adalah bekerja sama dengan cusomer untuk menghasilakan kebutuhan-kebutuhan dan menyampaikan sistem akhir kepada pemakai/ customer. Pengembangan dimulai dengan bagian-bagian sistem yang dimengerti. Sistem dikembangkan melalui penambahan features sesuai yang diusulkan oleh customer. 2.

b. Pemodelan

Pemrograman evolusioner penting saat sulit untuk membuat spesifikasi sistem secara rinci. Beberapa orang mungkin setuju bahwa semua sistem masuk dalam tipe ini. Namun, pemrograman evolusioner banayk digunakan dalam pengembangan sistem pakar (artifacial intelegence) yang berusaha untuk menyamai kemampuan manusia.

Kita tidak mungkin membuat spesifikasi yang rinci untuk perangkat lunak yang menyamai manusia karena kita tidak mengerti bagaimana biasanya manusia menjalankan tugas-tugasnya. Pendekatan evolusioner biasanya lebih efektif daripada pendekatan waterfall untuk hal pengembangan perangkat lunak yang harus dengan segera dapat memenuhi kebutuhan customer. Namun, daris egi teknik dan manajemen, model ini mempunyai masalah mendasar yaitu :

    proses tidak visibel
    sistem biasanya kurang terstruktur
    ketrampilan khusus jarang dimiliki

Untuk memecahkan masalah-masalah tersebut, kadang-kadang tujuan dari pengembangan evolusioner adalah mengembangkan contoh sistem. Contoh ini digunakan untuk mengerti dan memvalidasikan spesifikasi sistem. Disinilah pengembangan evolusioner merupakan bagian dari beberapa proses yang lebih luas (seperti model waterfall).

Oleh karena masalah-masalah tersebut, sistem dengan skala besar biasanya tidak dikembangkan melalui cara ini. Pengembangan evolusioner lebih tepat untuk pengembangan yang relatif kecil. Masalah-masalah mengenai perubahan sistem yang ada dihindari dengan mengimplementasikan ulang sistem keseluruhan kapanpun perubahan yang signifikan diperlukan. Jika permodelan digunakan, tidak terlalu mahal. Pengembangan sistem yang memiliki masa hidup yang relatif singkat.

5. Spiral Boehm

Boehm (1988) mengusulkan sebuah model yang secara eksplisit menjelaskan bahwa resiko yang disadari mungkin membentuk dasar model umum. Model yang diusulkan oleh Boehm ini berbentuk spiral. Tak ada tahap yang ditetapkan dalam model ini. Manajemen harus memutuskan bagaimana membentuk proyek ke dalam tahap-tahap. Perusahaan biasanya bekerja dengan beberapa model umum dengan tambahan untuk proyek khusus atau ketika masalah-masalah ditemukan selama pembuatan proyek. Setiap loop dibagi dalam 4 sektor yaitu :

 
@). Pembuatan tujuan

Tujuan, hambatan dalam proses ataupun produk serta resiko-resiko proyek yang ditentukan. Rencana rinci manajemen juga ditulis lengkap. Pembuatan strategi-strategi alternatif direncanakan sesuai dengan resiko yang ada.

    @).Perkiraan dan pengurangan resiko

Untuk setiap resiko yang telah diidentifikasi, akan dibuat analisis rincinya. Kemudian diambil langkah-langkah untuk mengurangi resiko. Contohnya jika ada resiko bahwa persayaratan-persyaratan tidak tepat maka sebuah model mungkin dapat dikembangkan.

    @).Pengembangan dan validasi

Setelah evaluasi resiko, jika resiko sebuah model pengembangan untuk sistem dipilih. Misalnya, jika resiko interface pengguna yang dominan maka model pengembangan yang tepat mungkin pengembangan evolusioner dengan menggunakan contoh (prototype). Jika resiko keselamatan yang diutamakan, model pengembangan sesuai adalah transformasi formal. Model waterfall mungkin tepat digunakan jika resiko yang diutamakan adalah integrasi sistem.

    @). Perencanaan
Jika diputuskan untuk melanjutkan pada loop spiral berikutnya, maka prosyek yang dibicarakan kembalai dan rencana perlu dibuat untuk tahap selanjutnya. Tidak perlu untuk menggunakan satu model tunggal pada setiap loop spiral bahkan dalam keseluruhan sistem perangkat lunak. Model spiral encompasses model lainnya. Pemodelan digunakan pada salah satu spiraluntuk memecahkan masalah kebutuhan.

Pada implementasinya, model spiral banyak digunakan , tetapi biasanya dikombinasikan dengan model lain. Pemodelan waterfall yang sangat bagus dalam menentukan milestones dan pemodelan spiral, yang sangat bagus dengan menggunakan prototyping, merupakan kombinasi yang sering dipakai di dalam kontrak-kontrak untuk perangkat lunak dewasa ini.

$$Contoh  suatu masalahnya adalah:
    Layaknya sebuah smartphone, kita perlu merawat laptop yang kita miliki agar masalah yang tidak kita inginkan terjadi pada laptop yang kita miliki tersebut. Meskipun penyebab laptop cepat panas dan baterai sering habis memang sangat beragam, kita tentu akan dapat memperbaiki baterai laptop yang bocor sehingga sering mati mendadak apabila kita mengetahui akan cara merawat laptop yang kita miliki. Namun kita tidak perlu menyesali apa yang sudah terjadi karena baterai laptop baru terkadang juga akan mengalami cepat habis atau ngedrop tersebut. Untuk itu mari langsung saja kita simak ulasan selengkapnya mengenai cara mengatasi baterai laptop yang bocor dan memperbaiki baterai laptop yang cepat habis, sebagai berikut :

Solusi agar baterai laptop tidak cepat habis

1. Penyebab baterai laptop bocor

Sebelum kita memulai untuk mengatasi laptop sering kehabisan daya baterai, alangkah lebih baiknya jika kita mencari tahu terlebih dahulu kenapa baterai laptop tiba tiba habis tersebut. Diantaranya adalah :

>> Menggunakan laptop saat di-charger

Itu juga berisiko baterai laptop akan cepat rusak, jadi jangan terlalu sering. Charger terlalu lama juga harus dihindari

>> Membiarkan laptop mati dalam keadaan baterai kosong
Ini juga sangat berpotensi membuat baterai laptop cepat rusak

>> Penggunaan laptop yang berlebihan
Laptop sebenarnya diciptakan untuk pekerjaan yang ringan dan tidak digunakan untuk bekerja seharian. Bukan untuk kegiatan seperti bermain game berat dan aplikasi dengan grafis tinggi, kecuali laptop gaming

>> Peletakan laptop yang salah
Laptop mengeluarkan hawa panas dan kebanyakan para pengguna laptop kurang mengerti bahwa meletakkan laptop di atas bahan yang empuk seperti di bantal atau kasur dapat menyebabkan aliran hawa panas terganggu


2.  Cara memperbaiki baterai laptop yang bocor

Jika baterai laptop yang cepat habis tersebut terjadi karena salah satu penyebab laptop cepat ngedrop diatas maka solusi untuk mengatasi daya baterai laptop gampang drop / cepat habis tersebut adalah dengan melakukan kalibrasi baterai laptop.
Cara memperbaiki baterai laptop yang cepat habis berikutnya, kita perlu untuk mengatur opsi daya di laptop Windows dengan cara :

* Klik tanda baterai dan aktifkan ke modus balance
* Setelah itu atur "Turn off the display" di baterai "Never dan Put the computer to sleep" menjadi "Never".
* Kita juga dapat menemui pengaturan power melalui control panel.

Proses kalibrasi ini memerlukan siklus menghabiskan baterai dari penuh sampai habis dan mengisinya lagi hingga penuh, sehingga butuh waktu beberapa jam untuk menyelesaikannya. Setelah proses kalibrasi, indikator baterai laptop kita akan menunjukkan kapasitas power baterai yang lebih akurat. Untuk melakukan kalibrasi baterai laptop cepat habis tersebut, ikuti cara berikut ini :
* Biarkan laptop menyala hingga baterai terpakai habis dan laptop mati dengan sendirinya.
* Setelah itu tancapkan lagi charger dan nyalakan laptop.
* Isi baterai hingga penuh lagi 100%.
* Selama proses kalibrasi pastikan kita tidak menggunakan komputer sama sekali.
* Sekarang proses kalibrasi baterai telah selesai dan kita dapat mengembalikan lagi Power Plan ke pilihan yang semula.


3. Install Smarter Battery

Apabila kita sudah melakukan kalibrasi baterai laptop tapi kondisi baterai laptop masih ngedrop atau cepat habis maka dapat disebabkan karena adanya masalah pada perangkat lunak. Jadi perlu untuk kami ingatkan disini bahwa cara memperbaiki baterai laptop yang cepat habis tidak bisa membuat baterai yang memang sudah usang atau rusak karena faktor umur kembali menjadi bagus lagi.

Untuk itu setelah kita melakukan kalibrasi baterai laptop tidak ada salahnya jika kita menginstall software Smarter Battery. Smarter Battery merupakan utilitas pemantauan baterai untuk komputer portabel yang dimaksudkan untuk memberikan semua data baterai kepada si pengguna. Selain dapat digunakan untuk membantu memperpanjang hidup dan menghemat baterai, Smarter Battery ini juga berfungsi untuk memberikan gambaran yang sangat lengkap tentang kehidupan baterai laptop yang kita miliki. Supaya data ini akurat, utilitas ini harus terus berjalan sepanjang waktu pada laptop yang kita miliki tersebut.



DAFTAR BACAAN

Adri Kristianto, Rekayasa Perangkat Lunak (Konsep Dasar), Gava Media Yogyakarta, 2004

Al Bahra bin Ladjamuddin, Rekayasa Perangkat Lunak, Graha Ilmu, Yogyakarta, 2004

Barbee Teasley Mynatt, Software Engineering with Student Project Guidance, Prentice Hall Int. 1990.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tradisional Model Pada SDLC

12. SDLC Tradisional Model SDLC tradisional adalah metode pengembangan sistem informasi klasik yang mengikuti suatu pola teratur secara ...